Bukan Sekadar Target, Ini Rahasia PT. Harum Jaya Wujudkan ‘Zero Accident’ Berkelanjutan
BANDA ACEH – Di tengah industri konstruksi yang sarat akan risiko, PT. Harum Jaya berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan ‘Zero Accident’ secara berturut-turut. Pencapaian ini bukanlah kebetulan, melainkan buah dari komitmen mendalam terhadap keselamatan yang tertuang dalam Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) internal perusahaan.
Dokumen komprehensif ini menjadi rahasia di balik konsistensi perusahaan dalam menjaga nihil kecelakaan di setiap proyeknya.
Pedoman internal bernomor 01/SOP-SMKK/PTHJ/2020 ini membuktikan bahwa keselamatan adalah DNA perusahaan. Disahkan langsung oleh Direktur Utama, Mansur, S., pedoman ini menetapkan tujuan yang tegas dan terukur: “Nihil Kecelakaan/ Zero Accident”.
Keberhasilan ini ditopang oleh sistem yang dirancang secara teliti, yang tidak hanya patuh pada regulasi nasional seperti Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, tetapi juga mengadopsi standar keselamatan kerja internasional terkemuka, ISO 45001:2018.
Rahasia kesuksesan SMKK PT. Harum Jaya terletak pada lima pilar utama yang terintegrasi:
1. Kepemimpinan dan Perencanaan Proaktif Keberhasilan sistem ini dimulai dari puncak pimpinan. Pedoman ini menekankan “Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja”, di mana manajemen secara aktif membentuk Unit Keselamatan Konstruksi (UKK) dan menunjuk Ahli K3 Konstruksi yang kompeten untuk setiap proyek. Pendekatannya sangat proaktif; setiap pekerjaan diawali dengan “Perencanaan keselamatan konstruksi” yang mencakup Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian, dan Peluang (IBPRP) secara rinci.
2. Operasi yang Terkendali Ketat Di lapangan, pedoman ini diterjemahkan menjadi budaya kerja yang disiplin di bawah pilar “Operasi Keselamatan Konstruksi”. Tidak ada pekerjaan berisiko tinggi yang dimulai tanpa Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis/JSA) dan “Pengelolaan Izin Kerja Khusus”.
Prosedur ini wajib untuk aktivitas seperti pekerjaan di ketinggian, pekerjaan di ruang terbatas, dan pekerjaan pengangkatan.
3. Komunikasi sebagai Budaya Harian PT. Harum Jaya memahami bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, komunikasi menjadi ritual harian. Perusahaan secara rutin menggelar “pertemuan pagi hari (safety morning)” dan “pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting)” untuk memastikan setiap pekerja memahami risiko dan prosedur aman sebelum memulai aktivitas. Selain itu, “induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction)” wajib diberikan kepada setiap pekerja baru dan tamu.
4. Dukungan Penuh pada Sumber Daya Pilar “Dukungan Keselamatan Konstruksi” memastikan tidak ada kompromi dalam penyediaan sumber daya. Ini mencakup pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja (APK), serta memastikan semua personil, mulai dari operator hingga juru ikat (rigger), memiliki sertifikat kompetensi yang valid.
5. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan Sistem di PT. Harum Jaya juga hidup dan adaptif. Melalui pilar “Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi”, perusahaan memberlakukan siklus evaluasi yang ketat. “Inspeksi” harian dan mingguan, “Audit Internal” berkala, dan “Tinjauan Manajemen” memastikan bahwa setiap prosedur tidak hanya dipahami tetapi juga terus disempurnakan. Ini menciptakan siklus “perbaikan berkesinambungan” yang menjadi kunci konsistensi prestasi mereka.
Prestasi ‘Zero Accident’ yang diraih PT. Harum Jaya secara berturut-turut membuktikan bahwa Pedoman SMKK mereka lebih dari sekadar dokumen ia adalah cetak biru operasional yang hidup. Dengan komitmen pimpinan, perencanaan matang, operasi terkendali, dan evaluasi berkelanjutan, PT. Harum Jaya telah menetapkan standar emas dalam industri konstruksi di Aceh.